Ogan Ilir– Pengajian Orang Tua (04/02) dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulannya di Aula SIT Robbani Ogan Ilir berjalan dengan lancar dan khidmat.
Tema pengajian kali ini mengupas tentang Spirit Ukhuwah dalam (QS. Al Hasyr 9-10) dan diisi oleh Ustadzah Sri Marwiyah yang merupakan juga pengasuh Pondok Qur’an Al-Maqdis Ogan Ilir.
Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT salah satunya sebagai petunjuk bagi umat manusia. Karenanya, ia berisikan pedoman bagi manusia dalam kehidupannya sehari-hari, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia.
Salah satu spirit yang diajarkan oleh Al-Quran adalah agar manusia mampu menerima orang lain, mengutamakan kepentingan orang lain serta tidak dengki kepada orang yang beriman seperti yang tercantum dalam QS. Al Hasyr 9-10
وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
(9)… Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ
فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ
(10)… Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
Pada bagian awal ayat ini, Allah SWT membahas tentang kaum Anshar. Kaum anshar aalah kaum yang menempati Madinah dan teguh memegang keimanan di dalam hatinya, bahkan mereka beriman sebelum kaum muhajirin hijrah ke Madinah, dan mereka merindukan kedatangan Rasulullah SAW di Madinah.
Mereka (Anshar) menyambut rombongan Rasulullah SAW beserta kaum Muhajirin dengan kecintaan yang membara, tak terbesit sedikitpun keberatan di hati mereka atas kedatangan kaum Muhajirin, dan tak tersisa sedikitpun ruang di hati mereka untuk iri dan dengki atas apa yang telah diberikan kepada kaum Muhajirin berupa fai’ dan selainnya.
Dalam ceramahnya Ustadzah Sri Marwiyah menyampaikan tingkatan-tingkatan ukhuwah dalam membangun persaudaraan.
“Terdapat 6 (enam) rukun/tingkatan dalam membina ukhuwah yaitu : Salamatus Sodr (lapang dada) dengan kesalahan saudara, Taaruf, Tafahum, Taawun, Takaful dan puncaknya Itsar,” paparnya.
Islam tidak akan tegak tanpa adanya ukhuwah Islamiyah, persaudaraan dalam Islam berdasarkan iman kepada Allah. Dengan ukhuwah Islamiyah inilah, dapat melahirkan rasa persatuan dan kesatuan orang-orang beriman yang abadi.
Lebih lanjut ditekankan bahwa terdapat Peringkat ukhuwah Islamiyah yaitu :
- Salamatus sodr (lapang dada) bahkan Rasulullah bersabda “janganlah seseorang diantara kalian menceritakan keburukan sahabatnya denganku. Karena Aku sangat suka menemui kalian dengan Sharhus Sadr“
- Mencintai saudaranya sendiri lebih dari dirinya sendiri (empati)
- Mengutamakan kepentingan orang lain meskipun dirinya sendiri juga membutuhkan.
Dalam Tausiyahnya Ustadzah Sri menceritakan kisah seorang sahabat Rasulullah, Sya’ban RA yang Menyesal Saat Sakaratul Maut. Dimana dikisahkan Sya’ban ini memiliki kebiasaan unik, dia datang ke masjid sebelum waktu shalat berjamaah, Ia selalu mengambil posisi di pojok masjid pada setiapa shalat berjamaah dan I’tikaf.
Ketika ia sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah. Apa yang dilihat oleh Sya’ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra melihat suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalat berjamaah, ketika berbagi selembar roti, berbagi segelas susu dan berbagi mantel kepada orang yang kedinginan saat itu. Ia sangat menyesal kenapa tidak memberikan semuanya.
Masya Allah, Sya’ban bukan menyesali perbuatanya melainkan menyesali mengapa tidak optimal. Salah satu spirit yang diajarkan oleh Al-Quran adalah agar manusia mampu menerima orang lain, mengutamakan kepentingan orang lain serta tidak dengki kepada orang yang beriman.
Sesungguhnya pada suatu saat nanti, kita semua akan mati, akan menyesal dan tentu dengan kadar yang berbeda. Itulah indahnya berbagi, indahnya ukhuwah islamiyah yang diikat oleh Allah merupakan ikatan terkuat dan terhebat yang tiada tandingannya. Itulah sumber rahmat dan kasih sayang Allah.
Dengan pengajian rutin ini kita perbanyak silahturahmi serta menjalin kebersamaan, semoga kegiatan apapun yang dilakukan oleh SIT Robbani semakin berkah.
PPDB GELOMBANG 2 (01 Januari – 28 Februari 2023)
Pendaftaran Online : daftar.sitrobbani.sch.id
Informasi selengkapnya silahkan menghubungi Admin SIT Robbani : 0811-747-47