Dapatkan Informasi Terkini

Sekolah Islam Terpadu Robbani Ogan Ilir

Melatih Anak Mengelola Diri

Penulis : Alfian Manja, S.Pd

Menjadi orang tua itu menyenangkan, tapi juga penuh tantangan. Temukan solusi untuk membantu anak Anda lebih mandiri melalui artikel terbaru kami. Bagaimana Cara melatih anak mengeloa diri?’

A. Pendekatan dan pengembangan karakter

Setiap orang tua tentu ingin memiliki anak yang berkarakter, pendekatan yang akan mendatangkan hasil lebih baik adalah orang tua yang bertumbuh dalam hal yang sama, untuk kemudian meneladankannya kepada anak-anak. Namun, kita lebih sering dalam kondisi tidak ideal, kita akan frustasi jika mengejar hal ideal dalam kondisi yang tidak ideal. Strategi pengembangan karakter ini terdiri dari empat Langkah, yaitu  Pertama definisi yang merupakan pemahaman awal tentang kualitas. Kalimat-kalimat definisi tidak hanya bisa dipahami oleh orang dewasa, anak-anakpun sangat memahaminya. Bagi anak-anak yang sudah membaca tentu lebih mudah bagi anak-anak yang belum membaca perlu menjelaskan melalui cara-cara yang kreatif dan singkat dengan cara mewarnai tulisan atau gambar ilustrasi yang dibuat oleh orang tua. Definisi kualitas karakter yang sudah diterapkan bisa ditempelkan ditempat yang mudah terlihat agar lebih mampu menerapkannya

Kedua, Ilustrasi yang beupa cerita, contoh, gambar dll. Setelah mengajarkan definisi kualitas karakter kita perlu mencari ilustrasi dan menceritakannya kepada anak-anak. Ilustrasi akan membuat definisi lebih berbunyi sehingga lebih berkualitas yang sedang dibangun oleh orang tua. Sumber lain adalah dari buku bacaan, film, permainan tradisional, atau bord game, peristiwa yang sedang viral, dan sebagainya. Ketiga, Penerapan merupakan fokus utama dari pembelajaran berkarakter karena setiap kali kita mempelajari bersama kualitas karakter, kita akan mendorong dan memfasilitasi seluruh keluarga untuk menjadi pelaku karakter.

Keempat, Pujian adalah sarana yang sangat baik dalam pengembangan karakter, karena anak-anak akan terdorong untuk terus menjadi pelaku karakter jika dipuji secara benar dan tidak berlebihan. Pujian lebih diarahkan kepada proses dalam mencapai keberhasilan karena disitulah karakter didemonstrasikan. Untuk memuji dibutuhkan banyak kualitas karakter seperti perhatian penuh, ketulusan, dan kerendahan hati. Namun banyak orang tua yang sangat pelit dalam memuji anak dan justru fasih dalam mengoreksi banyak perilaku salah dalam sehari-hari. Memang lebih mudah mengoreksi anak karena tidak memerlukan karakter untuk mengoreksi, tetapi coba dibayangkan anak yang setiap harinya menerima 5 koreksi saja dalam 5 tahun, anak akan kenyang dengan 9.125 koreksi. Jadi tidak heran jika anak tidak tumbuh dalam karakter dan saat remajanya ia tidak lagi menempel pada orangtuanya.

B. Melatih Kualitas Karakter pada Anak

Setiap kualitas karakter itu “sangatlah dekat” dengan kualitas karakter lainnya dan bisa dikatakan saling beririsan satu sama lain. Dengan demikian saat melakukan dan melatihkan suatu kualitas karakter, otomatis kualitas karakter lainnya akan berkembang dengan sendirinya. Mari kita lihat cara-cara mengembangkan anak dalam lima kualitas karakter 

  1. Antusiasme

Setiap memperoleh kesempatan untuk membahas kualitas karakter ini bahwa antusiasme mempunyai begitu banyak dampak positif yang juga memunculkan berbagai kualitas karakter lainnya.

a. Siklus Pengembangan

siklus pengembangan ini mencakup ilustrasi, pujian dan penerapan dan bukan definisi karena definisi setiap karakter hanya dicantumkan sebagai pengingat.

Ilustrasi : Melatih kualitas karakter anak bisa memlaliui beberapa ide yang bisa digunakan seperti halnya kisah-kisah kerasnya atlit top dunia seperti para pebulutangkis Indonesia, atau film-film singkat tentang motivasi dari perjuangan-perjuangan atlet legendaris yang berlatih keras

Penerapan : Dalam penerapan orang tua harus terus memfasilitasi anak-anak agar antusias dalam berbagai hal yang mereka lakukan. Terutama saat mendampingi anak-anak malakukan perlombaan, orang tua harus memberi dorongan semangat buat anak-anak menjadi lebih berani. Kunci dari hal ini adalah kehadiran seorang ayah, terutama anak-anak mulai praremaja (8-12 tahun), pendampingan ayah sangat berdampak pada percaya diri dan antusiasmenya.

Pujian : berilah pujian yang tulus setiap kali anak memperlihatkan antusiasme contohnya: papa lihat bahwa kamu tidak ragu belajar olahraga yang baru ini, malah kamu sangat antusias! Bagus sekali !papa yakin kamu akan cepat bisa. Percayalah!

b.Sikap dan Tindakan Orang Tua

Orangtua perlu antusias dalam berbagai hal contohnya kebersamaan keluarga, urut menyukai hal-hal yang disukai dan dilakukan anak dan antusias memuji.

c. Inspirasi dari Keluarga-keluarga

2. Daya Tahan

a. Siklus Pengembangan

Ilustrasi : Bisa dengan menceritakan kisah taufik yang tunanetra saat umur 10 tahun yang berhasil memperoleh beberapa beasiswa untuk belajar di luar negri sampai lulus S-

Penerapan : Dalam penerapan orang tua membiarkan anak-anak mengalami kesulita dalam aktifitas mereka, jangan selalu membantu mereka dengan cepat untuk keluar dari masalah atau tekanan agar membuat mereka jadi tidak lembek, cengeng dll. Bawalah anak-anak keluar pada zona kenyamanan mereka. 

Pujian : Pujilah anak-anak dengan tulus dan dengan kata-kata positif serta menguatkan.

b. Sikap dan Tindakan Orang Tua

Dalam hal ini orangtua harus melakukan hal yang sama denagn apa yang diharapkan dari anak seperti saat keluarga menghadapi kesulitan hidup atau masalah yang besar, anak-anak sangat menangkap bagaimana ketahanan orang tua. 

c. Inspirasi dari Keluarga-keluarga

3. Kerajinan

a. Siklus Pengembangan

Ilustrasi : Berdiskusi santai  tentang hasil pengamatan terhadap orang-rang yang rajin, baik dilingkungan keluarga, teman-teman atau dimana saja.

Penerapan : Orangtua harus memfasilitasi anak-anak agar mereka rajin, seperti mempelajari Bersama kualitas karakter kerajinan, tanyakan kepada anak dalam hal apa ia ingin lebih rajin, tawarkan bantuan untuk mendampinginnya dalam penerapan misalnya mengecek pada jam-jam tertentu.

Pujian : Memuji anak seiap kali anak menunjukkan kerajinan, seperti “Bagus sekali kamu menyelesaikan tugasmu pada waktunya, itu menunjukkan karakter kerajian. 

b. Sikap dan Tindakan Orang Tua

Jika dalam keluarga anda hanya mengandalkan asisten rumah tangga, cobalah untuk mengubahnya, libatkan seluruh keluarga pada hari tertentu dan jam tertentu yang sifatnya rutin dan berulang, contohnya setiap sabtu sore atau hari-hari tertentu

c. Inspirasi dari Keluarga-keluarga

4. Kerendahan Hati

a. Siklus Pengembangan

Ilustrasi : Menceritakan pengalaman pribadi, saat berhasil menjalankan tugas dan saat gagal menerapkan kerendahan hati

Penerapan : Mengajari anak cara merespon terhadap pujian, cukup berterimakasih dan segera mengalihkan topik pembicaraan atau melemparkan pujian kepada orang lain yang berjasa. Atau ajari anak mengajukan usul dan bukan protes, usul yang diajukan dengan sikap yang rendah hati.

Pujian : Seperti orangtua yang memuji anak Ketika ada teman yang mengkritik hasil pekerjaanya dan anaknya tetap rendah hati dalam merespon.

b. Sikap dan Tindakan Orang Tua : Tidak mengharapkan pujian untuk diri sendiri, tetap tenang, tidak merasa harga diri direndahkan Ketika dikritik siapapun.

c. Inspirasi dari Keluarga-keluarga

5. Ketulusan

a. Siklus Pengembangan

Ilustrasi : Ketulusan adalah penampilan dan kenyataan benar-benar sama, seperti kata dari Prof. Dr Hamka: yang melemahkan semangat ada dua perkara pertama prasangka kedua hati busuk.

  • Penerapan : Menanamkan prinsip pada anak-anak agar berperilaku sama, saat ada ataupun tidak ada orangtua atau yang mengawasi
  • Pujian : Memuji saat anak memperlihatkan ketulusan melalui sikapnya misalnya dengan mengatakan: terimakasih kamu sudah mengingatkan mama untuk membelikan makanan kesukaan kakakmu.

b. Sikap dan Tindakan Orang Tua : Menggunakan nasihat yang positif terhadap anak-anak dan bukan sindiran yang menyakitkan hati.  

  • Inspirasi dari Keluarga-keluarga

Post A Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.