Penulis : Reni Zahara, S.Pd
Tone deaf merupakan suatu sikap tidak peduli, tidak perhatian atau dengan bahasa modernnya cuek maupun tidak peka terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitarnya. Orang tua yang memiliki sikap tone deaf cendrung tidak peka terhadap keadaan dan situasi emosional yang dialami oleh seorang anak. Anak usia 6-18 tahun cendrung memiliki tingkat emosional yang labil, membutuhkan perhatian, teman bercerita serta membutuhkan pendengar mengenai keseharian mereka. Sikap tone deaf yang kadang tanpa disadari dilakukan sebagian orang tua terhadap anaknya, dimana hal ini merupakan langkah awal terbentuknya kepribadian maupun karakter yang buruk pada anak. Orang tua kurang memperhatikan emosional yang dialami anaknya, karena sikap (tidak peka tone deaf) orang tua beranggapan bahwa usia tersebut anak dianggap sudah bisa mandiri dan menjalankan aktivitas tanpa beban, membiarkan mereka bermain tanpa ada batasan waktu, memberikan fasilitas android tanpa di awasi dan tidak memperhatikan lingkungan pertemanan anaknya.
Sikap tone deaf yang dilakukan orang tua ini akan berdampak sangat besar, anak usia 6-18 tahun sangat muda dipengaruhi, ketika anak merasa dirinya kurang diperhatikan tidak ada pendengar untuk masalah mereka maka anak dapat salah langka terfokus ke media sosial, yang dimana orang tua dengan sikap tone deaf nya membiarkan anak bermain sosial media tanpa pengawasan, dari sosial media maupun dari game mereka dapat mengetahui hal-hal baru yang bersifat negative seperti mengetahui adegan pornografi, berpacaran dengan orang asing disosial media, kemudian anak juga bisa terpengaruh dari lingkungan pertemanan maupun lingkungan masyarakat sekitar, dampak negaif dari lingkungan masyarakat dan pertemanan yang salah ialah penggunaan obat terlarang, pergaulan bebas, merokok dan banyak hal- hal lainnya.
Dengan demikian orang tua harus menghindari sikap tone deaf ini karena sikap ini hanya akan menimbulkan dampak negative yang begitu besar, untuk menghindari sikap tone deaf orang tua bisa menerapkan hal sederhana tapi berdampak positif pada anak seperti:
1. menanyakan keadaan hari ini bagaimana
2. apa saja aktivitas yang dilakukan hari ini,
3.Adakah masalah yang membuat sang anak tertekan
4. Mengajak anak bercerita mengenai hal yang disukai atau yang tak disukai
5. Menanyakan siapa saja teman sang anak
Karena dengan meningkatkan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak sangat penting serta mendengarkan segala cerita sang anak akan membuat anak merasa diperhatikan, disayangi, dan bahagia. Orang tua harus terhindar dari sikap tone deaf ini, orang tua harus memberikan contoh sera menjadi gambaran yang baik untuk anaknya. Selain itu sikap tone deaf atau tidak peka ini muncul tanpa disadari. Oleh sebab itu para orang tua haru membiasakan peduli, perhatian, dan melakukan akvitas positif bersama anak seperti
1.Sholat bersama secara berjamaa’ah antara orang tua dan anak
2. Liburan bersama dan selalu ceria di dekat anak
3. Membiasakan untuk saling menolong dan berdiskusi antar anggota keluarga
3. Meningkatkan komunikasi dalam segala hal
4. Meluangkan waktu untuk anak, dan bercandagurau.
Mungkin itu saja sikap kita sebagai orang tua agar terhindar dari sikap Tone deaf sehingga anak kita nanti memiliki karakter yang baik.